FF/CALLING YOU/ONE SHOT

Cast:    Yoon Doo Joon (BEAST)
             Heo Ga Yoon
             And Other Cast
Genre:             Sad, Romance

I already know what you gonna say
 I wanna keep it away
 I don’t never wanna let you go

-Doojoon POV-

Tubuhku lemas menatap peti mati yang didalamnya terdapat seorang Putri yang cantik… yang akan tidur untuk selamanya.
“Heo Ga Yoon! Apa ini yang akan kau katakana padaku? Gayoon kau jahat…kenapa ini yg kau berikan padaku hah? Apa salahku Gayoon? Beritahu aku Gayoon?.” Ucapku lirih.
Air mataku mengalir, maaf kan aku Gayoon aku tidak menepatiku janjiku…aku tidak bisa menahannya, dia tidak boleh meninggalkanku. Aku mencintainya sangat mencintainya
“Doojoon hyung…ayolah pemakaman akan segera dimulai.”
“Ne…Seobie”

Pemakaman telah berakhir…aku tak mau meninggalkannya sendirian didalam tanah itu.
“ Aku juga mau menemanimu Gayoon…Gayoon! Kenapa kau tidak menjawab? Apa kau benar-benar sudah meninggalkanku? Ya! Gayoon Bangun!.”

“Doojoon hyung…hentikan kami tidak tega melihatmu seperti ini.”
“Sudahlah Dongwoon…kita tinggalkan dia sendiri dulu”
 If I look you without any words
 I can’t stand it because I’m so nervous
 I keep calling you name
 But you don’t answer

Aku langkahkan kakiku walau berat sekali meninggalkannya sendirian. Aku tidak tau mau kemana?tubuhku membawaku ketaman kecil yang sering kami kunjungi dahulu. Semua kenangan indah dengan Gayoon masih teringat dikepalaku.

FLASHBACK

-Gayoon-

Yoon Doo Joon namja yg sangat setia pada pasanganya, perhatian,baik,tampan dan semua yeoja pasti mau memilikinya hanya yeoja beruntunglah yang dapat menjadi kekasihnya dan itu aku J
Sudah 2 tahun aku menjadi kekasih Doojoon dan sudah 2 tahun juga aku membohonginya, aku tau dia paling benci jika ada kebohongan, tapi kebohongan ini untuknya. Aku menderita kanker otak… dokter bilang aku tidak akan bisa menikmati dunia ini lebih lama aku akan meninggalkan semua ini dengan cepat. Aku berterimakasih pada Tuhan karena telah memberiku sesuatu yg paling berharga dan aku merasa bersalah karena akan membuatnya terluka.

“Mianhae…Yoon Doo Joon…Mianhae”

“Chagi! Kau melamun ya? Kau memikirkanku kan”

“Anni…untuk apa aku memikirkanmu”

Kulihat dia memanyunkan bibirnya…Ya Tuhan dia lucu sekali…

“Mianhae oppa…aku bercanda tanpa aku memikirkanmu kau sudah memasuki pikiranku. J”

“Hehehe…benarkah? Hm…kau mau jalan-jalan?”

“Jalan-jalan?”

“Aku akan menunjukkan suatu tempat rahasia yg indah.”

“Huwaa…yang benar oppa? Ayo cepat kita berangkat.”

“Eitss…tunggu dulu.”
Kulihat Doojoon mengambil sehelai kain dan menutup mataku dengan kain itu. Apalagi yang akan dia berikan padaku…terakhir dia menutup mataku seperti ini dia langsung menyeburkanku ke laut.

“Kenapa kau tutup mataku oppa?.”

“Kalau tidak di tutup tidak istimewa.”

“Tapi terakhir kau menutup mataku seperti ini aku sudah basah kuyub.”

“Anni…Anni aku tidak akan lakukan itu lagi. Sekarang ayo kita pergi.”
Doojoon oppa menuntunku agar aku tidak jatuh, sekitar 20 menit kami sudah sampai ditempat yg dirahasiakan Doojoon oppa.

“Oppa…boleh kubuka sekarang.”
“Ya! Jangan kita belum sampai.”

“Aku tidak sabar Oppa~”

“Sebentar lagi, pegang tanganku agar kau tidak jatuh.”

5 menit

“Nah kita sudah sampai chagi.”
Doojoon oppa membuka kain yang menutupi mataku daritadi

“Oppa~.”
Mataku terbelalak pemandangan yang sangat indah terpampang di mataku, tunggu ada satu tempat yg mencuri perhatianku, sebuah rumah pohon yang dikelilingi dengan taman bunga matahari…bunga matahari bunga favoritku apa Doojoon yang menyiapkan ini semua?

“Oppa…apa kau yang menyiapkan ini semua?.”

“Hehehe…Ne aku sengaja menanam bunga matahari disekeliling rumah pohon itu karena aku tahu kau suka bunga matahari karena bunga matahari itu sudah tumbuh makannya akau membawamu kesini”

“Gomawo oppa.”
Ya Tuhan…sekali lagi terimakasih kau sudah memberi Doojoon untukku. Aku memeluknya erat seakan tidak mau kehilangan pelukannya lagi

“Gayoon…”

“Ne oppa…”

“Maukah kau bertunangan denganku?.”
Kulihat Doojoon  mengambil sebuah kotak kecil yang terbungkus rapi, saat dia buka tersapat sebuah kalung dan liontin berbentuk bunga matahari . aku masih diam…apa aku harus menerimanya? Yang pada akhirnya aku kan membuatnya sedih karena aku akan meninggalkannya.

“Apa kau mau?.”

“Tapi…aku punya satu syarat.”

“Apa? Aku akan menerima syaratmu.”

“Berjanjilah kau tidak akan sedih dan menagis jika aku akan pergi selamanya dan tidak bisa menemanimu lebih lama…”

“Ne…chagi aku akan berjanji.”
Doojoon memakaikan kalung itu keleherku, mengenggam tanganku dan mencium keningku. Sungguh sampai ajalku tiba aku tidak akan melupakan hal ini.

“Hm…sekarang kita pergi kerumah pohon bagaimana?”

“Ahh…Ne. kaja oppa!.”

“Hahaha….ya chagi tunggu aku.”

I’m still loving you you. oh ma baby
 only you you. baby babe

-Doojoon POV-
Kuhabiskan sore ini berdua dengannya Heo Gayoon yang sekarang notabennya sudah menjadi tunanganku. Kulihat kegembiraan yang terukir diwajahnya, senyum yang indah aku sangat beruntung memilikinya aku yakin pasti orang-orang akan iri dengan kami hahaha.

“Oppa~ aku lapar”

“Benarkah? Hm…aku lupa membawa makanan.”

“Yah…oppa kenapa tidak membawa makanan?.”

Kulihat dia memanyunkan bibirnya…aigoo lucunya

“Mengapa kau suka bunga matahari?.”

“Hmm…mollayo menurutku warnanya cerah dan dapat membuat hati menjadi secerah warnanya. Dan kau oppa adalah bunga matahari terindahku.”

“Kenapa?”

“Karena kau selalau mebuat hati cerah…kau ridak pernah membuat hatiku kusam. Gomawo oppa.”

Huft…panas kenapa tiba-tiba jadi panas begini sepertinya wajahku sudah merah matang. Ya chagi kau sukses membuat wajahku merah

“Oppa~gwaencahana?.

“Ahh…Nde. Kalau aku bunga mataharimu…kau adalah matahariku”

“Jinjjayo?.”

“Ne, kau tahu? Kau selalu menyinariku tanpamu kelopakku tidak akan secerah bunga matahari yang lain. Gomawo chagiya kau sudah menyinariku.”

“Ne…oppa”

Kulihat dia menunduk, sepertinya sekarang giliran wajanhya yang berubah merah seperti tomat. Ahahhaha aku berhasil chagiya

“Hari sudah larut. Ayo kita pulang orangtuamu pasti mencarimu chagi.”

“Ne oppa.”

-Author-
Pagi hari datang…sinar matahari menyelinap masuk kekamar Gayoon yang sedang tertidur lelap tanpa sadar ternyata Doojoon sudah berada dikamarnya menunggu detik-detik mataharinya bangun.

“Hoamz…”
Akhirnya matahari Doojoon bangun, Gayoon mengerjap-ngerjapkan matanya

“Kyaa!!!! Apa yang oppa lakukan dikamarku.”

“Sshh…kau ini, kau kan matahariku kenapa kau bangun lama sekali? Kalau kau bangun selama ini siapa yang akan menyinariku chagi.”

“Hyaa…pergi aku mau mandi.”

“Ya…kenapa kau jadi mengerikan hahaha.”

“Oppa…keluarr~~~.”

BUG bantal Gayoon tepat mengenai wajah Doojoon dan Doojoon segera menyelamatkan dirinya.

“Ada apa?.”

“Hehehe mian eomma sepertinya dia kaget hehehe.”

“Kalian ini…ya sudah Doojoon cepat duduk di kursi itu kita akan sarapan bersama,”

“Nde.”

Sekitar 25 menit Gayoon akhirnya turun

“Gayoon cepat duduk, kami menunggumu.”

“Ne appa.”

“Hm…bgini Tuan Heo kami keluarga Yoon akan mengadakan pesta pertunangan Yoon Doojoon dengan Heo Gayoon, untuk itu kami ingin mendapat persetujuan Tuan Heo.” Jelas Yoon Jun Woo ayah Yoon Doo Joon

“Ya Doojoon apa kau benar-benar mencintai Gayoon?.”

“Ne…aku sangat mencintainya Tuan Heo, aku tidak akan meninggalkannya dan selalu menjaganya.”
Ujar Doojoon mantap yang berharap agar mendapat persetujuan ayah Gayoon

“Ne…aku setuju.”
Tak lama kemudian senyum terukir di wajah pasangan itu Doojoon dan Gayoon.

1 Minggu kemudian

-Gayoon-
Hari ini…pesta pertunanganku dengan Doojoon. Hari yang sangat indah, hari yang tidak akan kulupakan juga. Aku bersiap-siap dibantu dengan beberapa penata rias, aku memilih Gaun berwarna biru langit dengan sedikit corak bunga matahari yang sederhana tapi indah. Para penata rias tampak sibuk menata rambutku yang aku minta untuk disanggul keatas dan disematkan mahkota kecil juga dan juga sepatu high heels dengan warna yang senada dengan gaunku.

“Ya’ampun anak eomma cantik sekali.”

“Gomawo eomma.”

“Ayo cepat keluar Doojoon sudah menunggu!.”

Eomma menuntunku keluar, kulihat seorang namja tampan yang memakai jas berwarna hitam dan dasi yang berwarna sama dengan gaunku. Dia menggamit tanganku menarikku untuk berasa disampingnya

“Kau sangat cantik chagi.”

“Kau juga oppa…kau tampan.”

“Untuk para tamu yang sudah datang dipersilahkan untuk duduk.”

“Namaku Yoon Doo Joon aku anak dari Yoon Jun Woo akan melamar Heo Ga Yoon anak dari Heo Sang Joon. Heo Ga Yoon apa kau mau menikah denganku?.”

Doojoon berlutut dihadapanku…ditanganya sudah terdapat cincin indah yang siap dia sematkan diajariku. Kini semua orang melihat kearah kami menunggu jawaban gembira yang keluar dari mulutku.

“Ne…Doojoon aku mau.”
Senyum mengembang diwajah semua orang termasuk Doojoon dia sematkan cincin indah itu dijariku dan dilanjutkan dengan tepukan tangan dari para tamu yang membuat suasana malam ini sangat meriah.

“Kau mau dansa?.”
Doojoon mengulurkan tanganya, aku ulurkan tanganku yang berarti aku mau dengan ajakannya. Malam ini adalah malam terindah terimakasih Tuhan…kau masih mengijinkanku menikmati semua ini..

Pagi Hari

Malam sudah usai dan sekarang berganti menjadi pagi yang indah…kurasakan sinar matahari yang mulai membangunkanku.
Aku berjalan gontai kekamar mandi…tidak tahu kenapa badanku rasanya lelah. Mungkin karena tadi malam adalah malam yang melelahkan.

“Gayoon! Kau baik-baik saja?.”
Tanya eomma kepadaku yang sepertinya tahu kalau aku sedang sakit

“Tidak papa eomma, mungkin aku hanya kelelahan karena tadi malam adalah malam yang bahagia tapi melelahkan. Hehehe”

“Uhuk…uhukk.”
Kututup mulutku…saat kubuka kurasakan cairan kental berwarna merah keluar dari mulutku. Kepalaku…Argh…sakit sekali…aku lupa meminum obatku. Ya Tuhan kumohon hentikan aku tidak bisa menahanya

“Arghh….Eomma! appa! Sakit…”

“Gayoon! Gayoon! Sabar nak kita kerumah sakit sekarang.”

Kurasakan pandanganku mulai kabur dan aku pingsan…

Rumah Sakit

Ku mengerjap-ngerjapkan mataku mencoba melihat lebih jelas…tubuhku lemah sekali. Kulihat selang infus menancap ditangan kananku.

“Gayoon! Kau sudah sadar?.”

“Eomma… appa” ucapku lirih…entah mengapa berbicara saja aku tidak kuat

“Ne Gayoon ada apa?.”

“Apa aku masih hidup?.”

“Kau masih hidup sayang~.”

“Eomma…apa aku akan berhenti sampai disini?.”

“Gayoon…jangan berkata seperti itu kau tidak boleh berhenti.”

“Eomma…jangan menangis!.”
“Ne…jika itu maumu Eomma tidak akan menangis.”

“Doojoon oppa tidak tahu kan?.”

“Tidak…dia sedang berkerja dengan ayahnya.”
Jelas appa…aku harap Doojoon oppa tidak tahu dengan keadaanku sekarang, aku tidak mau dia sedih melihatku seperti ini

“Appa…bolehkah aku menyerah? Aku tidak sanggup membohongi Doojoon oppa.”

“Jangan Gayoon…kau tidak boleh menyerah kau ingat sebentar lagi kau akan menikah dengannya.” Ucap appa sambil berusaha menahan tangisannya

“Aku tidak mau lebih menyakitinya appa.”

Hari mulai gelap dan malam pun datang…kulihat Doojoon tidak ada menghubungiku. Itu lebih baik daripada dia mengetahuiku.
Aku menulis sebuah surat…yang akan kuberikan pada Doojoon oppa jika esok pagi aku sudah tidak bisa melihatnya.
Doojoon oppa saranghae

“Appa tolong besok berikan surat ini kepada Doojoon.”

“Ne Gayoon”
Aku mulai menutup mataku…kurasakan tubuhku melemah. Suara panjang dari mesin pendeteksi detak jantung menandai kepergianku.

-Doojoon-
Hari sudah malam…dn aku benar-benar lelah hari ini aku sangat sibuk, sampai-sampai aku tidak ada menghubungi matahariku. Entah mengapa seharian ini aku selalu memikirkan Gayoon apa karena sebentar lagi kami akan menikah? Hehehe.
Ahh…Gayoon saranghae

Drrt…Drrt
Kurasakan ponselku bergetar kukeluarkan ponselku dari saku celanaku, terpampang  kontak Tuan Heo. Ada apa Tuan Heo menelponku selarut ini?.

“Yoboseyo!.”-Doojoon

“Doojoon~,”-Heo Sang Joon

“Ne Tuan Heo ada apa?.”-Doojoon

“Gayoon…”-Heo Sang Joon

“Gayoon? Ada apa dengannya?.”-Doojoon

“Di…dia pergi untuk selamanya. Kami ada dirumah sakit Seoul Hospital *ngarang hehehe*.”

“…”-Doojoon

Mataku terbelalak..tenggorokanku terasa tercekat sehingga tidak dapat mengeluarkan suara sedikitpun. Tanpa pikir panjang aku langsung pergi kerumah sakit

Rumah Sakit

Tidak lama aku sampai dirumah sakit…aku melihat pemandangan yang tidak kuharapkan.

“Doojoon…Gayoon~.”
Ibu Gayoon langsung memelukku…dan menangsi sejadi-jadinya. Aku juga ingin menangis, tapi aku sudah berjanji tidak akan menagis jika ia pergi untuk selamanya.

Kulihat Tubuhnya yang sudah pucat dibawa keluar dari kamar pasien…betapa hancurnya hatiku melihatnya seperti itu. Aku tidak bisa mengeluarkan suara terlalu berat aku melakukannya tenggorokanku terasa tercekat. Tiba-tiba Tuan Heo menghampiriku

“Doojoon…Gayoon menitipkan ini untukmu.”

Tuan Heo memberiku sebuah surat…kulihat amplopnya bertuliskan Yoon Doo Joon dengan gambar matahari yang sedang menyinari bunga matahari.
Aku buka surat itu…sunggu aku tidak kuat membacanya

Annyeonghaseyo ^_^
Doojoon oppa~ kau sudah membuka suratnya ya?

Hm…oppa mianhae…jeongmal mianhae, selama 2 tahun ini aku membohongimu L.
Aku terkena kanker otak dan dokter bilang aku tidak akan lama didunia ini.
Aku sempat putus asa, tapi aku sangat berterimakasih kepada Tuhan karena telah memberiku bunga matahari sepertimu J, tapi aku juga merasa sangat bersalah karena akan mengkhianatimu seperti ini L.
Oppa…saat kau baca surat ini,aku sudah tidak ada disini.
Mianhae…tapi aku tetap akan menyinarimu dari atas sana, jika kau tanam bunga matahari ditaman rumahmu aku ada disitu J.
Gomawo oppa sudah menjadi bunga matahariku…aku harap akan ada matahari yang tidak akan mengkhianatimu seperti aku.
Aku cinta kamu oppa~
Saranghaeeee~~~~ (^_^)

“Gayoon…kau jahat…kaulah matahari terbaikku.”

Only you Ma girl. girl. Tell me baby.
 You’re ma girl girl baby babe
 Don’t leave, I don’t want to forget you
 I only have you

Pagi Hari
Tubuhku lemas menatap peti mati yang didalamnya terdapat seorang Putri yang cantik… yang akan tidur untuk selamanya.
“Heo Ga Yoon! Apa ini yang akan kau katakana padaku? Gayoon kau jahat…kenapa ini yg kau berikan padaku hah? Apa salahku Gayoon? Beritahu aku Gayoon?.” Ucapku lirih.
Air mataku mengalir…aku tidak bisa menahannya, dia tidak boleh meninggalkanku. Aku mencintainya sangat mencintainya
“Doojoon hyung…ayolah pemakaman akan segera dimulai.”
“Ne…Seobie”

Pemakaman telah berakhir…aku tak mau meninggalkannya sendirian didalam tanah itu.
“ Aku juga mau menemanimu Gayoon…Gayoon! Kenapa kau tidak menjawab? Apa kau benar-benar sudah meninggalkanku? Ya! Gayoon Bangun!.”

“Doojoon…hentikan kami tidak tega melihatmu seperti ini.”
“Sudahlah Dongwoon…kita tinggalkan dia sendiri dulu”
If I look you without any words
 I can’t stand it because I’m so nervous
 I keep calling you name
 But you don’t answer

Aku langkahkan kakiku walau berat sekali meninggalkannya sendirian. Aku tidak tau mau kemana?tubuhku membawaku ketaman kecil yang sering kami kunjungi dahulu. Semua kenangan indah dengan Gayoon masih teringat dikepalaku.
“Gayoon…Gayoon…kenapa setiap memanggil namamu hatiku begitu sakit? Aku tidak bisa menahan rasa sakit ini Gayoon.”

2tahun kemudian

-Author-
2 tahun sudah kematian Gayoon. Doojoon sudah berubah, hidupnya sudah tidak diselimuti kesedihan walau perih itu datang lagi ketika mengingat kenangannya dengan Gayoon.
Sekarang Doojoon sudah berkeluarga, seperti yang dikatakan Gayoon pada suratnya Doojoon menanam bunga matahari di tamannya.

“Appa…Appa kenapa appa menanam bunga matahari?.”
Tanya anak Doojoon

“Hmm…bunga matahari itu punya warna yang cerah bukan? Kau tahu warnanya yang cerah dapat membuat hati kita kusam atau sedih menjadi secerah warnanya.”

“Benarkah appa? Eomma apa yang dikatakan appa benar?.”

“Ne Young Joon…appa benar.”

“Kalau begitu aku akan terus merawat bunga ini.”

“Hahahha anak baik.. Gomawo Gayoon kau masih menyinariku ^^.”

-THE END-

Comments

Popular Posts