FF/MY NAMJACHINGU IS YONG JUNHYUNG/BEAST/ PART 3

Cast      :           -Yong Junhyung
                        -Shin Yooki
                        -Other Cast
Genre    :           apa aja yang ada di FF XD
Rating   :           reader yg menentukan XD.

-Junhyung-

“Shin Yooki….Shin Yooki.”
Aku terus mengulang-ulang nama yeoja itu, aku seakan merasa tidak asing dengan nama itu. Tapi apa? Aku terus berpikir, tiba-tiba sebuah kenangan masa lalu muncul didalam pikiranku “Oke…Aku Shin Yoo Ki, mulai saat ini juga akku sudah menjadi pasangan Junhyung oppa, karena Junhyung oppa sudah berjanji akan menemani,menyayangi dan menjagaku maka aku juga akan berjanji menemani,menyayangi dan menjaganya dan Junhyung oppa harus menepati janjinya itu. Nah aku sudah selesai lalu bagaimana lagi?.”

“Yooki…Shin Yooki, kau kah itu!.”
Dengan cepat aku berlari mencari Yooki, sial! Dia sudah pergi jauh…

“Aishh…jinjja, cepat sekali dia berjalan.”



-Yooki-
“Apa dia sudah pergi?”
Aku mengintip dari balik dinding melihat apakah dia sudah pergi atau tidak,

“aahh…baguslah dia sudah tidak mengejarku.”
Aku kembali berjalan seperti biasa, bukan menghindar dari penjahat atau penagih utang, aku menghindar dari ‘Yong Jun Hyung’ namja sialan yang mengucapkan janji palsunya itu, haahh…begitu sialnya hari ini aku harus bertemu dengannya bahkan berbicara dengannya…aahh…jinjja!.

KLEK…aku membuka pintu rumahku.

“MWOO!!!! Barang-barangku!!.”
Mataku terbelalak melihat semua barang-barangku berserakan didepan pintu, dan dari arah dapur Hyosoo ahjumma menampakkan dirimu.

“Hyosoo ahjumma…a…apa yang kau lakukan dengan barang-barangku?.”

“Ck…cepat bereskan semua barang-barangmu dari tempat ini, aku meragukan janji mu itu.”

“Ta…tapi aku akan benar-benar membayarnya, aku berjanji aku sudah mendapat pekerjaan ahjumma.”

“Aisshh…bukankah sudah kubilang kau dipecat atau mendapat pekerjaan baru aku tidak peduli, cepat bereskan semua barang-barangmu, lagipula ada orang yang membutuhkan tempat ini dan lebih baik darimu.”
Hyosoo ahjumma meninggalkanku sambil menatapku sinis, aku segera membereskan barang-barangku aku melihat foto keluargaku sejenak.

“Eomma…Appa..tolong jaga aku…Hiks”
Tidak kusadari air mata keluar dari kedua sudut mataku, aku segera menghapus airmataku dan pergi meninggalkan tempat ini. Aku berjalan tanpa arah, kulihat orang-orang mulai memperhatikanku, aku mencoba untuk tidak meperdulikan mereka, karena lelah aku duduk disebuah bangku taman. Andai saja aku tidak bertemu dengan ‘Yong Jun Hyung’ mungkin aku tidak akan sesial ini. Haaa……

“Haah~ dingiin sekali…kenapa cepat sekali malam. Heuh…”
Tiba-tiba aku melihat tangan yang memberiku sejumlah uang,.

“Ambillah…aku ikhlas.”
Aisshh…orang ini dia kira aku pengemis hah!.

“YAK! KAU KIRA AKU PENGEMIS HAH!.”
Aku segera berdiri dan…

“JUNHYUNG!!”

“YOOKI!!”

Aishh…sial…sial…sial kenapa aku harus bertemu dengannya lagi, aku segera pergi meninggalkannya. Namun tiba-tiba kurasakan sebuah tangan menarikku dan memelukku.

“Yooki… aku sangat merindukanmu.”
Aku berusaha melepaskan pelukannya, hingga akhirnya pelukannya terlepas, aku segera pergi meninggalkannya.

“Yooki! Ya! Yooki…kenapa kau menghindar dariku”

“Bukankah itu urusanku, aku mau menghindar atau tidak itu urusanku, urus urusanmu saja.”
Dengan cepat Junhyung menarikku dan membawanya kedalam mobilnya

“Whooa…siapa yeoja inni hyung? pacarmu?”

“Yoseob!Dongwoon! tolong keluar sebentar.”

“Aishh…baiklah.”
Setelah Dongwoon dan Yoseob keluar, Junhyung menatapku.

“Kenapa kau menghindar dariku?.”
Tanyanya sambil tetap masih menatapku.

“Bukankah aku sudah bilang, ini bukan urusanmu.”

“Aishh…kau ini menyebalkan. Kenapa kau membawa tas sebesar ini? Kau darimana? Atau kau mau pergi.”

“Bukan urusanmu dan sepertinya aku sudah tidak punya banyak waktu untuk berbicara denganmu.”
Dengan cepat aku mebuka pintu mobil dan segera keluar dari mobil Junhyung, aku mendenggar suara Junhyung yang terus memanggili namaku.

“Ha! Tidak kah dia malu berteriak-riak malam-malam begini.”
Aku mengambil earphone didalam tasku dan memasangkannya di kedua telingaku, ‘ahh sedikit mengurangik kebisingan’ batinku. Aku kembali berjalan tanpa arah, aku berpikir sejenak.

“Apa tidak papa jika aku menginap dirumah Ji-Ah sebentar?.”
Drrt…drrrt…drrt
Aku merasakan ponselku bergetar, tanpa melihat kontak yang menelepon aku langsung mengangkat telepon itu.

“Yoboseyo?...aa Ji-Ah kebetulan…aku ingin berbicara denganmu…apa kita bisa bertemu?...aa benarkah baiklah aku akan menemuimu sekarang…tunggu ya.”
Klik…
Setelah menutup panggilanku dengan Ji-Ah, aku segera menuju kealamat yang diberitahu Ji-Ah keapadaku, tidak terlalu lama aku sudah sampai dialamat tersebut dan aku juga sudah melihat Ji-Ah yang melambaikan tangannya kearahku didalam café, aku segera masuk kedalam café itu.

…..
-Author-

“Whooa…benarkah? Ahjumma itu memang keterlaluan”

“Begitulah…tapi sepertinya aku juga keterlaluan…terlalu sering menunggak, haa.”
Yooki tersenyum masam setelah menceritakan kejadiannya hari ini, kecuali tentang Junhyung…dia tidak mau menceritakannya pada Ji-Ah, baginya tidak penting.

“Mm…Ji-Ah?.”

“Iya..?”

“Apa boleh untuk sementara aku tinggal ditempatmu? Aku akan segera pindah jika aku sudah mendapatkan uang, tapi…tapi kalau aku memang tidak bisa tinggal ditempatmu juga tidak papa. Kau sudah terlalu banyak membantuku.”

“Tentu saja! Kau tidak usuh terburu-buru untuk pindah. Dengarkan aku! Aku merasa lebih senang jika kau tinggal denganku…atau jika kau mau kau boleh tinggal kapanpun denganku.”
Dengan perasaan yang sangat senang, Yooki memeluk sahabatnya Ji-Ah

“Terimakasih…Terimakasih Ji-Ah, aku berjanji aku akan membalas semua kebaikanmu, dan tidak akan merepotkanmu lagi.”

“Sudahlah…selama kau yang membuatku repot, itu bukan masalah bagiku. Baiklah…sekarang kita lepaskan pelukan kita, dan segera pulang semakain lama semakin dingin bukan? Hihihi.”
Mereka berdua melepaskan pelukan mereka, sepanjang perjalanan pulang mereka saling berbincang-bincang dan tertawa bersama, hingga akhirnya mereka sampai dirumah Ji-Ah.

“Ahh…mala mini benar-benar dingin sekali. Ayo Yooki masuk.”
Ji-Ah segera membuka pintu rumahnya dan segera masuk kedalam bersama Yooki. Yooki masuk kedalam rumah Ji-Ah ‘sepi’ batinnya, ia segera duduk di sofa ruang tamu Ji-Ah sambil menunggu Ji-Ah kembali dari dapur, tidak lama Ji-Ah keluar dari dapur sambil membawa 2 cangkir the hangat.

“Nah…ini untukmu Yooki.”

“Hmm…Ji-Ah, kenapa rumahmu terlihat sepi? Dimana Ayah, dan Ibumu?.”

“Aaahh…mereka sedang pergi keluar negeri untuk menjalankan bisnis mereka dan sekaligus mengunjungi rumah bibiku. Ohh…iya Yooki ayo ikut aku! Biar kutunjukkan kamarmu.”

“Baiklah!.”
Yooki bangkit dari sofa dan mengikuti Yooki sambil membawa tasnya, setelah sampai dilantai dua rumah Ji-Ah, Ji-Ah segera menunjukkan kamar Yooki.

“Nah…bagaimana? Kau suka kamarmu?,”
Yooki masuk kedalam kamar yang ditunjukkan Ji-Ah, dia terdiam sejenak bukan tidak suka dengan kamarnya, menurutnya kamar ini terlalu mewah untuknya yang hanya ‘menumpang’.

“Ji-Ah…apa ini tidak berlebihan?.”

“Berlebihan? Apanya yang berelbihan?.”
Ji-Ah menatap sahabatnya heran.

“Bukankah kamar ini terlalu berlebihan untukku yang hanya menumpang?.”
Ji-Ah tertawa kecil mendengar penjelasan sahabatnya itu.

“Hahaha…tidak ini tidak berlebihan kalau untuk sahabatku. Sebaiknya kau segera beristirahat kau tidak lupa bukan kalau besok kau mau bertemu dengan pemilik café itu? Cepatlah pergi tidur, kamarku ada tepat didepan kamarmu, jadi kalau ada apa-apa beritahu aku oke.”
Yooki tersenyum kearah Ji-Ah dan Ji-Ah segera kembali kekamarnya untuk beristirahat begitupun dengan Yooki, setelah membereskan barang-barang diatasnya ia segera pergi tidur.

…..

-Junhyung-
Kriingg….Kriingg…Kriingg…

“Mm…sudah pagi?.”
Dengan lamban aku mencoba mematikan jam yang tepat ada dimeja disamping tempat tidurku, aku menoleh kesamping “Tidak ada? Apa aku bangun terlambat lagi”. Aku melihat Yoseob sudah tidak ada ditempat tidurnya, kemana anak itu? Biasanya dia membangunkanku.

“Huh…”
Aku berjalan gontai kekamar mandi untuk mencuci wajahku, tiba-tiba ada sesuatu hal yang melintas dipikiranku.

“Yooki?.”
Aahh…aku baru ingat, kalau kemarin aku bertemu dengannya, tapi kenapa dia menghindar dariku? Hm…entahlah mungkin aku bisa bertemu lagi dengannya hari ini.

“Junhyung hyung~”

“Ada apa?.”

“Prepix Haw-ssi mengatakan nanti siang jam 1 dia menunggumu di café langgananmu.”

“Kenapa?.”

“Aku tidak tahu…Prepix Haw-ssi hanya mengatakan itu tadi, katanya dia sudah menghubungi ponselmu, tapi kau tidak mengangkatnya.”

“Hm…ya sudah.”
Selelap itukah tidurku? Sampai-sampai aku tidak mendengar ponselku bordering.

…..
13.05
Aku melihat jam tanganku, kenapa Prepix Haw-ssi belum datang juga? Haah…aku paling benci menunggu, tidak lama tepat jarum panjang diangka 10 Prepix Haw-ssi menunjukkan dirinya.

“Ah…Junhyung maafkan aku terlambat, tiba-tiba tadi ada sedikit urusan mendadak.”

“Hm…Tidak papa. Ada apa Prepix-ssi ingin bertemu denganku?.”

“Ahh iyaa…jadi begini, aku kan membuat sebuah project dan aku mau kau ikut dalam projectku ini, kau mau bukan menjadi rapper dalam lagu ini.”

“Benarkah? Baiklah aku bersedia, kapan dimulai rekamnnya? Apa lagunya sudah siap?.”

“Untuk rekamannya mungkin akan dilakukan lusa, untuk lagu aku sudah menyiapkannya, jadi kau tinggal melaksanakan tugasmu, ahh sebentar aku harus mengangkat telpon ini.”
Sementara Prepix-ssi mengangkat telponnya,  aku melihat-lihat sekitar café, cukup lama aku sudah tidak kesini tidak lama ada pelanggan lain yang masuk, aku melihat kepintu masuk.

“Kenapa aku merasa mengenalnya?.”
Aku kembali mengamati pelanggan yeoja itu, ‘’Ah! Yooki…tentu saja aku mengenalnya’. Baru saja aku mau memanggilnya, ternyata Prepix-ssi sudah selesai dengan percakapannya di telepon.

“Mmm…Junhyung! Maaf….sepertinya aku harus pergi sekarang juga aku ada urusan mendadak lagi…aku akan menghubungimu lagi, aku pergi.”

“Ne…Hati-hati.”

“Aishh…apa-apaan ini? Sudah terlambat, lalau hanya bertemu sebentar ini? Haiissh..” aku mengomel dalam hatiiku, sebenarnya aku berniat untuk pulang, namun aku urungkan niatku, karena aku ingin tau apa yang dilakukan Yooki disini? Karena dia bertemu dengan pemilik café ini dan tanpa sengaja aku mendengarkan percakapan mereka, karena jarak tempat dudukku dengan tempat duduk mereka tidak terlalu jauh, tapi anehnya kenapa Yooki tidak melihatku -__-

“Oohh..jadi begitu, baiklah kau bisa bekerja disini, kebetulan café ini juga sedang kekurangan pekerja.”

“Benarkah? Terimakasih Jongguk-ssi…terimakasih, tapi apakah bisa kalau gaji bulan pertamaku aku terima hari ini?.”

“Mm…untuk itu, mungkin aku beru bisa memberinya padamu jika kau sudah 1 minggu bekerja disini? Bagaimana? Apa kau keberatan?”

“Ahh…tidak…tidak Jongguk-ssi, aku tidak keberatan. Terimakasih Jongguk-ssi, aku akan bekerja keras.”

“Hhahaha…baguslah, kau bisa mulai bekerja hari ini, namun jika kau baru bisa mulai bekerja besok juga tidak papa.”

“Ahh…anni, aku akan mulai bekerja hari ini.”

“Baiklah…kalau begitu ini kunci lemari pakainmu, didalam lemari ini sudah ada pakaiian dan sepatumu.”

“Ne…Jongguk-ssi terimakasih banyak.”

“Kalau begitu, aku harus pergi dulu.”

Setelah pemilik café itu pergi, Yooki menuju meja temannya sepertinya dengan gembira.

“Jadi…dia bekerja disini? Kalau begitu aku dapat dengan mudah mencarinya.”
Tidak lama kulihat Yooki sudah berganti pakaian dengan seragam pegawai café ini, aku mencoba memanggilnya

“Mm…pelayan!.”
Dengan segera Yooki menghampiri mejaku, aku bersikap seolah-olah tidak mengetahui kalau dia dalah pelayan di café ini.

“Iya…ada yan bisa saya bantu?.”

“Aku pesan cappuccino ini.”
Aku mendongakkan kepalaku kearah Yooki dan dengan cepat ekspresi wajahnya berubah kaget dan akupun juga berpura-pura kaget.

“Yoo…Yooki? Sedang apa kau disini.”

“Aku bekerja disini, dank au sedang apa disini?.”
Dengan seketika cara bicaranya berubah, nada bicaranya berubag menjadi ketus setelah tahu aku ada disini.

“Ya! Aku pelanggan disini, bisakah kau tidak ketus jika berbicara padaku?.”

“Baiklah…tunggu sebentar Junhyung-ssi akan aku antarkan pesananmu~.”
Dengan wajah kesal dia segera mengantarkan menu pesananku kemeja cheff, dan tidak lama dia segera mengantarkan pesananku yang sudah jadi.

“Ini…silahkan dinikmati.”

“Mm…satu lagi! Aku ingin berbicara denganmu setelah kau selesai bekerja, oke..”

“Jika aku bertemu denganmu, maaf aku tidak bisa mengobrol denganmu lagi karena ada pelanggan yang datang.”
Aku tertawa kecil melihat ekspresinya yang berpura-pura baik dan anggun saat berbicara padaku tadi, hahaha .

…..
Hari sudah malam dan jam tanganku sudah menunjukkan pukul 10.25, aku masih menunggu didalam mobil diparkiran café tempat Yooki bekerja, untung saja hari ini aku sedang tidak ada jadwal, hari yang langka bagiku. Tidak lama Yooki keluar dari café tempatnya dengan sudah menggunakan baju formal, tepat sebelum dia melewati mobilku, aku segera membuka pintu tempat duduk penumpang dan segera menariknya masuk kedalam.

“YAK! JUNHYUNG!”

“Jangan berteriak, aku benci itu.”

“Apa lagi maumu hah?.”

“Kau belum menjawab dengan pasti pertanyaanku kemarin malam. Kenapa kau menjauhiku?.”

“Itu bukan urusanmu!.”
Aku melihat Yooki ingin keluar dari mobilku, namun dengan sigap aku mengunci seluruh pintu mobil.

“YAK! Apa yang kau lakukan? Buka kuncinya.”

“Jawab pertanyaanku yang tadi dahulu.”

“Itu bukan urusanmu, ti..tik.”
Aish…yeoja ini, tanpa piker panjang aku langsung menancapkan gas mobilku, aku mengemudikan mobilku dengan ugal-ugalan dan kulihat Yooki mulai ketakutan, hah! Kau pasti tidak akan bisa mengelak lagi, aku tersenyum licik, aku percepat laju mobilku.

“HENTIKAN YONG JUN HYUNG! APA KAU MAU MATI?.”
Dan tepat disebuah taman aku memberhentikam mobilku.

“Sekarang jawab pertanyaanku tadi.”

“Haishh…apa kau benar-benar lupa pada janjimu dulu hah? Janji kita berdua.”
Aku mencoba mengingat-ingat sedikit dan
“Mm…Aku Yong  Jun Hyung, mulai saat ini akan menjadi pasangan Shin Yoo Ki, aku berjanji akan menemaninya,menyayanginya dan menjaganya dan aku berjanji aku akan segera kembali menemui pasanganku Shin Yoo Ki. Nah sekarang giliranmu.”
 “Oke…Aku Shin Yoo Ki, mulai saat ini juga akku sudah menjadi pasangan Junhyung oppa, karena Junhyung oppa sudah berjanji akan menemani,menyayangi dan menjagaku maka aku juga akan berjanji menemani,menyayangi dan menjaganya dan Junhyung oppa harus menepati janjinya itu.”

“Ahh..iya janji konyol itu bukan?.”

“Apaa…Janji…janji konyol katamu?.”

“Hahah…jadi kau sangat mempercayai janji itu, aku bahkan lupa apa aku mempercayai janji itu, tapi kalau janji itu diucapkan saat ini bukankah itu sangat konyol?.”

“Konyol…Konyol katamu? Apa kau sama sekali menganggap janji itu hanya permainan belakang hah!.”
Yooki menatapku tepat dimataku entah mengapa aku merasakan tatapannya seakan menusukku, dan bisa kulihat juga matanya mulai berkaca-kaca.

“Kau berubah Yong Jun Hyung, kau benar itu hanya janji palsu!.”

                                                                                          …..Bersambung….

Comments

Popular Posts